Connect with us

Peristiwa

Dukung Operasi Pekat II Semeru, Polsek Grogol Kediri Fokuskan Pengamanan Kegiatan Keramaian Warga

Published

on

Kediriselaludihati.com – Polsek Grogol Polres Kediri Kota melaksanakan pengamanan kegiatan Long Run 2K dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang digelar di area RD. 6/Bengkok, Dusun Bedrek Utara, Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Sabtu pagi (10/5/2025). Kegiatan tersebut diikuti oleh 346 peserta dari berbagai unsur masyarakat dan pelajar se-Kecamatan Grogol, Tarokan, dan Banyakan.

Dalam pelaksanaan pengamanan, Bhabinkamtibmas Desa Grogol Aipda Imam Sugiat bersama unsur tiga pilar seperti Babinsa, Kanit Intel, serta jajaran anggota Polsek Grogol dan personel lainnya hadir langsung di lokasi. Turut mendampingi Kapolsek Grogol AKP Widodo Hariyo Saputro sebagai penanggung jawab keamanan.

Kapolsek Grogol menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari sinergitas TNI-Polri bersama pemerintah desa dalam mendukung situasi aman dan tertib. “Kami hadir untuk memastikan kegiatan masyarakat berlangsung kondusif dan mendukung semangat kebersamaan,” ujarnya.

Kegiatan ini juga dikaitkan dengan upaya preventif dalam Operasi Pekat II Semeru 2025 yang tengah digencarkan hingga 14 Mei mendatang. Melalui pendekatan pengamanan terbuka terhadap keramaian masyarakat, Polsek Grogol mengedepankan pencegahan terhadap potensi gangguan keamanan seperti tawuran, penggunaan miras, dan kenakalan remaja.

Bhabinkamtibmas Aipda Imam Sugiat di sela kegiatan juga menyampaikan imbauan kamtibmas kepada peserta dan warga sekitar agar tetap menjaga keamanan lingkungan serta menjauhi segala bentuk penyakit masyarakat.

Kegiatan berlangsung lancar, tertib, dan mendapat apresiasi dari warga serta para tokoh pendidikan yang hadir. Polres Kediri Kota terus mengintensifkan kehadiran anggota di setiap kegiatan masyarakat sebagai bentuk konkret pelaksanaan Operasi Pekat II Semeru di wilayah hukumnya. (res/an).

Continue Reading

Peristiwa

Bazar UMKM Kumpul Sedaya di Kelurahan Dandangan Kediri Berjalan Kondusif dan Disambut Antusias Warga

Published

on

Kediriselaludihati.com – Pagelaran kesenian jaranan Asri Wahyu Usodo yang menjadi bagian dari rangkaian Bazar UMKM Kumpul Sedaya (Seduluran Dandangan Raya) di Lapangan Kelurahan Dandangan, Kota Kediri, pada Sabtu (6/12/2025), berlangsung aman, tertib, dan dipadati ratusan penonton. Pengamanan kegiatan dilakukan Polsek Kediri Kota, dipimpin langsung Kapolsek AKP Bowo Wicaksono, S.Sos., sejak pukul 10.00 hingga 16.30 WIB.

Sebanyak personel gabungan diterjunkan, terdiri atas anggota Polsek Kediri Kota, Babinsa, Linmas, dan panitia internal. Pengamanan dilakukan pada seluruh titik keramaian dan akses masuk acara. Petugas juga memberikan imbauan kamtibmas kepada penonton agar menjaga ketertiban, menghindari konsumsi miras, dan tetap mematuhi aturan selama acara berlangsung.

“Kami memastikan seluruh rangkaian kegiatan masyarakat berjalan aman dan kondusif. Pengamanan ini bukan hanya menjaga acara, tetapi juga memberikan rasa nyaman bagi warga yang hadir. Terima kasih kepada panitia dan masyarakat yang sudah bekerja sama menjaga situasi tetap tertib dan zero miras,” ujar Kapolsek Kediri Kota AKP Bowo Wicaksono.

Pertunjukan diawali dengan selamatan oleh gambuh Bopo Sucipto, kemudian dilanjutkan tarian kuda kepang tahap pertama. Kegiatan dihentikan sementara saat adzan zuhur berkumandang, kemudian dilanjutkan sesi kedua dengan tarian kuda kepang dan celengan. Setelah istirahat untuk adzan asar, penampilan memasuki tahap ketiga dengan atraksi barongan yang menjadi salah satu bagian paling dinanti warga.

Diperkirakan sekitar 200 penonton dari Kelurahan Dandangan dan sekitarnya hadir menyaksikan pagelaran tersebut. Arena pertunjukan dilengkapi pagar pengaman untuk menjaga batas aman antara penari dan penonton.

Hingga berakhirnya acara, tidak ditemukan gangguan keamanan maupun pelanggaran yang berpotensi mengganggu jalannya kegiatan. Polsek Kediri Kota menegaskan siap melakukan pengamanan di setiap agenda masyarakat sebagai bentuk pelayanan publik dan dukungan terhadap seni budaya serta penguatan UMKM di Kota Kediri. (res/an)

Continue Reading

Peristiwa

Warga Tosaren Kota Kediri Diimbau Jaga Kerukunan dan Keamanan Saat Kerja Bakti

Published

on

Kediriselaludihati.com – Bhabinkamtibmas Kelurahan Tosaren, Polsek Pesantren, Polres Kediri Kota, Aiptu Yulianto TM, melakukan pemantauan kegiatan warga yang tengah melakukan pemasangan paving di area Sumber Cakarwesi, Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, pada Sabtu (6/11/2025) siang.

Kegiatan berlangsung sejak pukul 12.00 WIB dengan melibatkan warga sekitar yang bergotong royong memperbaiki akses lingkungan. Pada kesempatan itu, Aiptu Yulianto memberikan sejumlah imbauan kamtibmas sebagai bagian dari upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama proses pekerjaan berlangsung.

Ia mengingatkan warga untuk menjaga kerukunan selama kerja bersama, menghindari konsumsi minuman keras yang dapat memicu gangguan keamanan, serta bekerja dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Selain itu, warga juga diimbau menjaga situasi sekitar Sumber Cakarwesi agar tetap bersih dan aman.

Pemantauan berjalan lancar dan seluruh kegiatan berlangsung tertib tanpa hambatan. Polsek Pesantren memastikan pendampingan kepolisian terus dilakukan untuk mendukung aktivitas warga dan menjaga stabilitas kamtibmas di wilayah.

Kapolsek Pesantren, Kompol Siswandi, menyampaikan bahwa kehadiran Bhabinkamtibmas dalam setiap kegiatan masyarakat merupakan bagian dari pelayanan kepolisian yang humanis.

“Kami ingin memastikan setiap kegiatan warga berjalan aman, tertib, dan membawa manfaat bagi lingkungan,” ujarnya melalui laporan resmi. (res/an)

Continue Reading

Lalu Lintas

Mengawal Denyut Kota: Kepemimpinan AKP Yudho di Tengah Dinamika Lalu Lintas Kediri

Published

on

Kediriselaludihati – Di bawah langit pagi yang mulai terang di kantos Satlantas Polres Kediri Kota, AKP Tutud Yudho Prastyawan, S.H.—akrab disapa Yudho—melangkah memasuki lapangan apel dengan ritme yang mantap. Tak ada kesan berlebihan pada sosoknya. Gaya bicaranya tertata, tenang, namun firm. Namun dari ketenangan itu, jelas tersimpan pengalaman panjang dan lapisan-lapisan pemahaman tentang dunia lalu lintas yang tidak dimiliki banyak perwira.

Yudho bukan nama baru di Kediri. Ia pernah bertugas sebagai Kanit Turjawali dan Kaur Regident di kota ini, jauh sebelum kembali diamanahi jabatan Kasat Lantas Polres Kediri Kota pada 02 Desember 2025. Dalam dokumen resmi riwayat hidupnya, perjalanan kariernya tampak berliku—perpindahan dari Polda Jatim, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Sampang, ,Situbondo, dan Nganjuk—membangun rekam jejak kuat sebagai perwira yang tumbuh dari lapangan.

Kini ia kembali ke kota yang pernah menjadi bagian dari perjalanan awalnya. Namun Yudho datang dengan misi baru: menghadirkan pelayanan lalu lintas yang adaptif, dekat dengan warga, dan responsif terhadap dinamika kota transit yang makin padat.

Kediri Kota Transit: “Setiap Henti Ada Denyut yang Harus Dijaga”

Kota Kediri bukan sekadar kota dagang dan pendidikan; ia juga kota transit strategis. Dari barat datang arus kendaraan Nganjuk, dari selatan mengalir dari Tulungagung, dari timur mengalir dari Blitar. Pada akhir pekan, pergerakan ini berubah menjadi gelombang besar yang menuntut kewaspadaan berlipat.

Yudho mengamati dinamika itu sejak lama. Baginya, pola lalu lintas Kediri ibarat nadi yang selalu berdenyut cepat.

“Kesibukan masyarakat sangat tinggi, khususnya Sabtu–Minggu. Karena itu penyebaran anggota sejak pintu masuk kota harus maksimal,” tutur Yudho.

Di bawah kepemimpinannya, Satlantas mulai menerapkan pola penyebaran personel yang lebih strategis.Setiap gerbang kota dijaga, bukan hanya untuk rekayasa lalu lintas, tetapi juga deteksi dini potensi kemacetan.Patroli dan patroli pengawalan (patwal) diaktifkan sesuai jam keramaian. Unit Kamsel diperkuat, bukan dengan pendekatan formal semata, tetapi hadir melalui radio talk, dialog warga, hingga menyapa masyarakat di warung kopi.

Pendekatan itu menunjukkan bahwa Yudho tidak melihat lalu lintas hanya sebagai soal jalan dan kendaraan—tetapi juga interaksi manusia, ritme sosial, dan cara menciptakan rasa aman.

Nomor Telepon Kasat Lantas Dibuka: “Masyarakat Harus Bisa Mengakses Kami Tanpa Batas”

Di tengah budaya birokrasi yang sering dianggap kaku, langkah Yudho membuka nomor telepon pribadinya kepada masyarakat menjadi sinyal perubahan.

“Kalau ada kesulitan terkait lalu lintas, SIM, STNK, laka lantas, atau balap liar, warga bisa langsung menghubungi saya,” tegasnya.

Memberikan akses langsung seperti itu bukan hanya soal transparansi, tetapi juga membangun kepercayaan publik. Banyak persoalan lalu lintas yang sifatnya mendesak, dan respons cepat menjadi kunci.

Bagi Yudho, pemimpin yang jauh dari masyarakat hanya akan menciptakan sekat ketidakpercayaan. Ia ingin sebaliknya: kehadiran polisi harus terasa, bahkan sebelum warga datang ke kantor polisi.


Merawat Komunikasi Internal: “Para Kanit Adalah Panglima, Saya Hanya Penjalin Irama”

Selain memperbaiki akses pelayanan publik, Yudho menaruh perhatian besar pada kualitas komunikasi internal. Ia menyebut para Kanit—Turjawali, Kamsel, Gakkum—sebagai “panglima-panglima” di lapangan. Mereka bukan hanya pelaksana tugas, tetapi pemimpin kecil dengan ruang inovasi yang harus dihargai.

“Silakan para Kanit berkreasi. Kedewasaan dan keluasan dalam bertugas sangat penting. Kalau ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, baru naik ke saya,” ujarnya.

Langkah Yudho bukan sekadar pembagian kewenangan; ia tengah membangun budaya profesional—sebuah organisasi yang berjalan tidak karena tekanan atasan, tetapi kesadaran peran.

Pada apel pertamanya, Yudho menyampaikan pesan yang jarang terdengar dari seorang Kasat Lantas:

“Saya akan mengajak anggota belajar bagaimana bertugas dengan dewasa. Laksanakan tugas pokok sebaik mungkin tanpa saya tekan.”

Ia juga memperkenalkan reward and punishment bulanan, bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menjaga ritme kinerja tetap sehat dan objektif.

Masalah Malam Hari: Knalpot Brong dan Balap Liar

Jika siang di Kediri padat oleh aktivitas kota, maka malam hari menyimpan tantangan berbeda. Dua gangguan utama terus muncul dari laporan masyarakat. 1.Knalpot brong, yang mengejutkan dan mengganggu ketenangan warga. 2.Balap liar, yang tak hanya melanggar aturan, tetapi mengancam keselamatan. Yudho merespons keluhan itu secara langsung.

“Penegakan hukum harus tetap ada. ETLE dan himbauan tidak cukup kalau tidak dibarengi penindakan,” jelasnya.

Setiap malam Minggu, ia membentuk tim khusus (timsus) yang berpatroli dari sore hingga pagi. Sistem shift tiga jam diberlakukan: sebagian patroli, sebagian istirahat, bergantian hingga situasi aman.

Pendekatan ini mencerminkan gaya kepemimpinan yang memadukan strategi operasi dengan stamina personel—bukan sekadar menambah jumlah razia.


Jejak Panjang Karier: “Saya Tumbuh dari Lalu Lintas”

Dalam dokumen resmi Polri, riwayat jabatan Yudho menunjukkan kedalaman pengalaman: dari Kanit hingga Kasat Lantas di berbagai kota. Baginya, setiap mutasi bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi proses menempa cara pandangnya terhadap pelayanan publik.

Ia pernah memimpin Satuan Lantas di Sampang, Situbondo, dan Nganjuk—tiga wilayah dengan karakter lalu lintas yang sangat berbeda. Pengalaman itu membuatnya memahami bahwa tugas lalu lintas bukan hanya mengatur, tetapi membaca pola hidup masyarakat.

Kini, kembali ke Kediri, ia merasa mendapat kesempatan “menyambung babak yang belum tuntas”.

Harapan Yudho: Mewujudkan Lalu Lintas Aman, Manusiawi, dan Mendidik

Ketika ditanya apa harapan yang ingin ia capai sebagai Kasat Lantas, jawabannya tegas namun sederhana:

“Keselamatan dan keamanan masyarakat Kota Kediri. Itu prioritas.”

Namun dalam kalimat itu tersimpan visi yang lebih luas.Lalu lintas yang tidak hanya lancar, tetapi mendidik. Penegakan hukum yang tidak represif, tetapi tegas dan adil. Polisi yang tidak hanya hadir ketika terjadi masalah, tetapi menjadi mitra warga dalam pencegahan. Yudho ingin membangun pola lalu lintas yang berkarakter: tertib karena kesadaran, bukan ketakutan.

Kota yang Bergerak Membutuhkan Pemimpin yang Bergerak Bersama

Di tengah perubahan sosial dan pertumbuhan kota yang semakin cepat, Kediri membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memahami tata aturan, tetapi juga memahami denyut warganya.

Yudho datang dengan pengalaman panjang, pendekatan humanis, dan keberanian membuka ruang komunikasi. Ia menempatkan dirinya bukan sebagai penguasa jalan, tetapi penjaga irama kota. Dan di tengah lalu lintas Kota Kediri yang tak pernah benar-benar berhenti, kehadirannya menjadi tanda bahwa perubahan yang pelan namun pasti sedang bergerak. (res/aro)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2019 kediriselaludihati.com

You cannot copy content of this page