Connect with us

Peristiwa

Unit Turjawali Berlakukan Tilang, Pelanggaran Terkait Over Dimension dan Over Load di Kediri

Published

on

Kediriselaludihati.com – Unit Turjawali Satlantas Polres Kediri Kota melaksanakan penindakan terhadap sejumlah truk tebu yang kedapatan mengangkut muatan berlebih (overload) di wilayah hukum Kota Kediri, Kamis (8/5/2025). Operasi penertiban ini dipimpin langsung oleh Kanit Turjawali, Iptu Murnianto, sebagai bagian dari agenda Operasi Pekat II Semeru 2025 yang berlangsung sejak 1 hingga 14 Mei.

Penindakan dilakukan karena truk-truk tersebut melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khususnya Pasal 307, yang mengatur larangan terhadap kendaraan bermotor mengangkut muatan melebihi batas maksimal. Pelanggaran ini dikenal dengan istilah Over Dimension dan Over Load (ODOL), yang sangat berisiko terhadap keselamatan berlalu lintas dan dapat merusak infrastruktur jalan.

Kasat Lantas Polres Kediri Kota, AKP Afandy Dwi Takdir, S.T.K., S.I.K., dalam keterangannya menyampaikan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan sebelumnya kepada para sopir dan pemilik kendaraan angkutan tebu.

“Namun karena masih ditemukan pelanggaran secara kasat mata maupun berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, maka kami terapkan penindakan berupa tilang sebagai langkah tegas demi keselamatan bersama,” tegas AKP Afandy.

Ia menambahkan bahwa kendaraan dengan muatan berlebih tidak hanya membahayakan pengemudinya, tapi juga pengguna jalan lain, terutama saat melintasi jalur padat di Kota Kediri.

“Penindakan ini merupakan bentuk keseriusan kami dalam menciptakan lalu lintas yang aman dan tertib, serta bagian dari upaya mendukung keberhasilan Operasi Pekat II Semeru 2025, yang tidak hanya menyasar penyakit masyarakat tetapi juga pelanggaran hukum yang berpotensi mengganggu ketertiban umum,” pungkasnya.

Situasi selama operasi berjalan tertib dan mendapat respons positif dari masyarakat yang berharap penertiban ini terus digalakkan, khususnya di masa panen tebu. Polres Kediri Kota juga mengimbau para pengusaha dan pengemudi untuk lebih mematuhi aturan teknis angkutan barang agar tidak dilakukan penindakan serupa di masa mendatang. (res/an)

Continue Reading

Lalu Lintas

Kasat Lantas Muda yang Menyatukan Budaya, Teknologi, dan Humanisme di Lalu Lintas

Published

on

Kediriselalidihati – Di balik berbagai operasi kepolisian, deru sirene patroli, hingga tilang elektronik yang senyap namun tegas, ada sosok perwira muda yang selama lebih dari satu tahun terakhir menjadi wajah lalu lintas di Kota Kediri: AKP Afandy Dwi Takdir, S.T.K., S.I.K. Sejak 30 Agustus 2024 hingga 2 Desember 2025, ia memimpin Satuan Lalu Lintas Polres Kediri Kota dengan pendekatan yang memadukan disiplin, teknologi, dan sentuhan humanis.

Dan kini ia melanjutkan pengabdiannya menjadi Paur Samsat Surabaya Utara Polda Jatim.

Afandy datang ke Kediri membawa jejak panjang dari Bumi Arung Palakka, Bone, Sulawesi Selatan, tempat ia lahir pada 28 Desember 1991. Ia tumbuh dalam keluarga pedagang yang menjunjung tinggi kehormatan dan kerja keras. Ayahnya, Haji Takdir, dan ibunya, Hajah Harjunah, menanamkan nilai bahwa hidup bukan sekadar mencari nafkah, melainkan juga menjaga marwah keluarga dan bermanfaat bagi banyak orang. Sejak kecil, ia akrab dengan dunia perdagangan, karena di keluarganya pedagang bukan sekadar profesi, melainkan warisan.

Menariknya, cita-cita awal Afandy bukan menjadi polisi. Ia justru membayangkan dirinya sebagai pedagang sukses seperti orang tuanya, atau bahkan dokter, melanjutkan mimpi sang ibu yang dulu tak kesampaian. “Pedagang itu turun-temurun. Dalam keluarga kami, pedagang itu bukan pekerjaan, tapi tradisi. Karena itu saya mencari profesi yang berbeda dan lebih pasti, salah satunya menjadi polisi. Polisi bisa berdagang, tapi pedagang belum tentu bisa menjadi polisi,” ujarnya suatu ketika, sembari tersenyum menyebut bahwa takdir justru mempertemukannya dengan istri yang berprofesi sebagai dokter, Harli Pramitasari Nasution.

Di balik pilihan seragam cokelat itu, ada filosofi Bugis–Bone yang kuat. Sejak kecil, Afandy dibesarkan dengan semboyan Mali’ siparappe, tallang sipahua: jika dihanyutkan air, harus diupayakan sampai ke tepian; jika tenggelam, harus diangkat dan diselamatkan. Falsafah ini mengajarinya untuk tidak membiarkan siapapun “tenggelam” sendirian, entah di tengah kesulitan hidup ataupun di jalan raya yang penuh risiko. Ia juga memegang erat nilai sipakatau, sipakalebbi, sipakainge — saling memanusiakan, saling memuliakan, dan saling mengingatkan. Nilai-nilai inilah yang kemudian mewarnai gaya kepemimpinannya sebagai Kasat Lantas: tegas menindak, tetapi tetap menghormati dan mengedukasi.

Jalan Afandy menuju Akademi Kepolisian tidak mulus. Setelah menempuh pendidikan di SD Negeri Lalowosula, SMP Negeri 1 Lappariaja, dan SMA Negeri 1 Ulaweng, ia berulang kali gagal dalam seleksi penerimaan Akpol dan Bintara. Ia mendaftar Akpol tahun 2009, gagal di pantukhir daerah. Tahun 2010 ikut seleksi Akpol dan Bintara, kembali belum berhasil. Tahun 2011 ia mencoba lagi; kali ini, pintu Akpol terbuka. Ia tercatat sebagai alumni pertama SMAN 1 Ulaweng yang berhasil masuk Akpol — sebuah tonggak penting yang mengubah arah hidupnya.

Lulus Akpol, pangkat Inspektur Polisi Dua ia sandang pada 2015. Afandy terus mengasah kapasitasnya dengan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 2020. Berbagai penugasan di Brimob, satuan operasi, hingga jabatan fungsional menjadi ruang tempanya. Medan tugas yang keras mengajarkan satu hal: perintah yang paling didengar anggota adalah contoh di lapangan, bukan sekadar instruksi dari balik meja.

Penugasan-penugasannya tak hanya berputar pada lapangan, tetapi juga pada ranah strategi. Pengalaman sebagai perwira di berbagai lini, termasuk tugas intelijen dan peran strategis lain, membentuknya sebagai figur yang terbiasa berpikir sistemik, melihat keamanan bukan hanya dari hilir, tetapi juga dari hulu: budaya, kebijakan, dan perilaku masyarakat.

Ketika dipercaya menjadi Kasat Lantas Polres Kediri Kota pada Agustus 2024, Afandy datang membawa satu gagasan utama: lalu lintas bukan sekadar urusan tilang dan kemacetan, melainkan ekosistem keselamatan manusia. Di bawah kepemimpinannya, Satlantas Polres Kediri Kota menjalankan program unggulan “Polantas Menyapa Kediri Tertib Berlalu Lintas”, sebuah payung besar yang memadukan edukasi, penegakan hukum berbasis teknologi, dan pendekatan humanis.

Di sekolah-sekolah, Afandy dan anggotanya hadir lewat program Police Goes to School, Duta Lalu Lintas, dan Polisi Sahabat Anak. Pelajar diajak memahami bahwa helm bukan aksesori, bahwa larangan berkendara di bawah umur bukan sekadar aturan kaku, melainkan perlindungan bagi mereka sendiri. “Kami ingin keberhasilan itu hadir ketika masyarakat patuh bukan karena diawasi, tetapi karena peduli pada keselamatan bersama,” demikian garis besar pandangannya.

Di sisi lain, penegakan hukum ia dorong lebih modern dan transparan. ETLE statis dan mobile dimanfaatkan secara optimal, dipadukan dengan layanan publik yang diperkuat seperti SIM online, Samsat Keliling, Samsat Drive Thru, Samsat Payment Point, Samsat Corner, hingga layanan di mal pelayanan publik. Baginya, pelayanan yang cepat, jelas, dan manusiawi adalah pintu masuk kepercayaan publik. “Masyarakat berhak mendapat layanan yang modern dan akuntabel. Polisi lalu lintas bukan hanya hadir ketika menindak, tetapi juga ketika melayani dan membantu,” begitu ia sering menekankan kepada anggotanya.

Pemanfaatan teknologi tidak berhenti di ETLE. Melalui Road Traffic Management Center (RTMC), Satlantas Polres Kediri Kota aktif mendukung terwujudnya konsep kota cerdas dan kota aman (smart city dan safe city). Jaringan CCTV di titik-titik strategis digunakan untuk memantau arus lalu lintas secara real time, mengurai kemacetan, dan merespons cepat insiden di jalan. Bagi Afandy, layar-layar RTMC bukan sekadar medium kontrol, tetapi jendela untuk membaca denyut kota.

Sinergi lintas sektor juga menjadi ciri kepemimpinannya. Bersama Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, dan komunitas otomotif, Afandy mendorong penataan lalu lintas, penanganan korban kecelakaan, hingga kampanye keselamatan berkendara di berbagai ruang publik. Ia meyakini keselamatan jalan adalah tanggung jawab bersama; Satlantas hanya salah satu aktornya. “Budaya tertib berlalu lintas harus lahir dari kesadaran bersama, bukan semata-mata dari penegakan hukum,” begitu prinsip yang ia pegang.

Tantangan besar datang ketika Kota Kediri menghadapi situasi pasca kerusuhan 30 Agustus 2025. Tekanan tugas meningkat, situasi psikologis masyarakat dan anggota di lapangan ikut terpengaruh. Di tengah situasi itu, Afandy memilih lebih banyak berdiri di garis depan. Ia mendampingi anggota di lapangan, mengatur pengamanan, dan menjaga ritme pengendalian lalu lintas di titik-titik rawan. “Tantangan terberat adalah menjaga semangat anggota di tengah tekanan tugas yang tinggi. Bagi saya, kepemimpinan bukan hanya memberi perintah, tetapi ikut merasakan apa yang dirasakan anggota,” refleksinya.

Di internal, ia mengelola soliditas Satlantas dengan pola kepemimpinan yang dekat, terbuka, dan menumbuhkan rasa dipercaya. Ia mendorong anggotanya melihat setiap tugas bukan sekadar kewajiban struktural, tetapi bentuk pengabdian. Ketika anggota merasa didengar, dihargai, dan didukung, mereka cenderung bekerja dengan hati dan menjaga integritas. Di sisi lain, pelanggaran disiplin tetap ditindak, sebagai pesan bahwa profesionalisme dan kejujuran adalah garis merah yang tidak bisa ditawar.

Selama menjabat, Afandy juga tak menutup mata terhadap fungsi sosial Satlantas. Kegiatan sosial, bakti sosial, donor darah, santunan korban kecelakaan, hingga kampanye keselamatan jalan ia rangkai sebagai bagian dari strategi pembinaan masyarakat. Dalam banyak kesempatan, ia mengingatkan bahwa polisi lalu lintas bukan hanya hadir saat ada pelanggaran, tetapi juga ketika masyarakat membutuhkan uluran tangan.

Puncak ujian kepemimpinannya sebagai Kasat Lantas terlihat jelas dalam pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025, yang digelar pada 17–30 November 2025. Di bawah komandonya, Operasi Zebra di Kota Kediri bukan hanya menjadi agenda rutin, tetapi dirancang sebagai gerakan besar penyelamatan pengguna jalan. Selama 14 hari, puluhan ribu pelanggaran berhasil ditindak melalui kombinasi ETLE statis, ETLE mobile, teguran, dan tilang manual. Data analisa menunjukkan bahwa pelanggaran tidak memakai helm berstandar SNI, pengendara di bawah umur, pengemudi mobil yang tidak menggunakan sabuk keselamatan, melawan arus, serta pelanggaran lain-lain yang bersifat administratif dan teknis mendominasi catatan pelanggaran.

Afandy berulang kali menegaskan bahwa fokus penindakan diarahkan pada pelanggaran yang berpotensi menimbulkan kecelakaan fatal. Penertiban balap liar, misalnya, menjadi salah satu prioritas. Dalam satu rangkaian kegiatan, puluhan remaja yang terlibat balap liar diamankan, puluhan sepeda motor disita, dan orang tua mereka dipanggil untuk mengikuti pembinaan bersama. “Kami tidak ingin ada korban jiwa karena balap liar. Anak-anak yang terlibat kami bina, kami edukasi bersama orang tuanya. Penindakan harus diiringi pembinaan, agar mereka benar-benar jera dan berubah,” tegasnya.

Di sisi lain, kegiatan preemtif dan preventif selama Operasi Zebra juga diperkuat. Himbauan dan pembagian brosur di simpang-simpang utama, edukasi di sekolah, pemasangan banner di titik strategis, hingga kegiatan Police Goes to School dan Polsanak digelar hampir setiap hari. Satlantas berupaya hadir bukan hanya sebagai penindak, tetapi juga sebagai sahabat masyarakat yang mengingatkan.

Rekap kecelakaan selama periode Operasi Zebra menunjukkan penurunan angka korban meninggal dibanding 14 hari sebelumnya. Meski kecelakaan masih tercatat, tren tersebut menjadi indikator bahwa kombinasi edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum memberi dampak nyata. “Operasi Zebra Semeru kami jalankan sebagai langkah menyelamatkan masyarakat. Tujuan akhirnya adalah keselamatan, bukan sekadar angka penindakan,” ujar Afandy dalam evaluasi operasi.

Di balik semua itu, ada narasi panjang tentang identitas budaya yang ia bawa. Sebagai putra Bone, ia tumbuh dalam tradisi yang menjunjung keberanian, kehormatan, dan solidaritas. Ia mengenal kisah La Galigo sebagai epos panjang yang memuat nilai kesetiaan, keberanian, dan hubungan manusia dengan alam dan Yang Ilahi. Ia juga paham betul figur Karaeng Galesong, bangsawan Gowa yang pada abad ke-17 meninggalkan kampung halaman dan ikut berjuang bersama Trunojoyo di tanah Jawa — termasuk di Kediri, dengan pusat kekuasaan yang kala itu berada di kawasan Setono Gedong, tak jauh dari lokasi Mako Satlantas Polres Kediri Kota sekarang.

Bagi Afandy, kisah Karaeng Galesong bukan sekadar catatan sejarah, tetapi semacam cermin takdir. “Karaeng Galesong berasal dari keturunan bangsawan Gowa dan namanya diabadikan sebagai simbol keberanian melawan penjajahan, salah satunya di Kediri. Mungkin ini sudah takdir yang membawa saya ke sini, melanjutkan jejak leluhur kami dalam bentuk pengabdian yang berbeda,” ujarnya suatu ketika.

Dari Bone ke Kediri, dari cita-cita sebagai pedagang menjadi perwira polisi, dari kegagalan seleksi berulang hingga memimpin operasi lalu lintas dalam skala kota, garis hidup Afandy Dwi Takdir memperlihatkan bahwa ketekunan dan nilai-nilai yang dipegang teguh dapat mengubah kegagalan menjadi pijakan. Di penghujung masa tugasnya sebagai Kasat Lantas Polres Kediri Kota, 2 Desember 2025, ia meninggalkan jejak berupa program-program yang masih bisa dilanjutkan, budaya kerja yang menekankan humanisme dan teknologi, serta pesan sederhana yang terus ia ulang: keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama.

Ia kerap menitipkan pesan kepada warga Kediri: patuhi aturan bukan karena takut petugas, melainkan karena sayang pada diri sendiri dan orang lain. Di tengah hiruk-pikuk kendaraan, peluit, dan sorot kamera CCTV, Afandy ingin Kota Kediri dikenang sebagai kota yang tak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga dewasa dalam budaya tertib berlalu lintas — kota yang benar-benar Sekartaji: selaras, berkaromah, tangguh, dan terpuji. (res/aro)

Continue Reading

Lalu Lintas

Unit Kamsel Berikan Himbauan Keselamatan kepada Penjaga Perlintasan JPL 279

Published

on

Kediriselaludihati – Upaya peningkatan keselamatan lalu lintas di kawasan rawan kecelakaan terus dilakukan Satlantas Polres Kediri Kota. Selasa (2/12/2025), Unit Kamsel melaksanakan survei jalur di Perlintasan Kereta Api JPL 279, Lingkungan Corekan, Kelurahan Kaliombo, Kecamatan Kota. Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.

Dalam giat tersebut, personel Unit Kamsel melakukan pengecekan langsung kondisi fisik perlintasan, kelayakan palang pintu, rambu-rambu, serta jarak pandang pengendara dari berbagai arah. Survei ini sekaligus menjadi bentuk monitoring guna mencegah kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi di titik perpotongan jalan dan jalur kereta api.

Selain pengecekan jalur, petugas juga memberikan himbauan keselamatan (kamseltibcarlantas) kepada penjaga palang pintu JPL 279. Petugas penjaga diimbau untuk menjaga kewaspadaan selama bertugas, memastikan palang pintu berfungsi optimal, serta tidak lengah dalam memantau kedatangan kereta.

Kasat Lantas Polres Kediri Kota AKP Tutud Yudho Prastyawan, S.H, M.H menegaskan bahwa keselamatan di perlintasan sebidang merupakan tanggung jawab bersama.

“Penjaga perlintasan adalah garda terdepan dalam mencegah kecelakaan. Kami mengingatkan agar tetap waspada, berhati-hati, dan menjadikan keselamatan sebagai budaya dalam bertugas maupun kehidupan sehari-hari,” ujar AKP Tutud.

Ia menambahkan, survei jalur akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan seluruh titik perlintasan kereta api di wilayah Kediri Kota berada dalam kondisi aman dan layak.

Kegiatan berjalan lancar dan kondusif. Unit Kamsel Satlantas Polres Kediri Kota menyampaikan bahwa hasil pemantauan akan menjadi bahan evaluasi lanjutan bersama instansi terkait demi meningkatkan keselamatan pengguna jalan dan warga sekitar perlintasan. (res/aro)

Continue Reading

Peristiwa

Pergantian Kasat Lantas, Kasat Intelkam, hingga Kapolsek Kediri Kota Tandai Penyegaran Organisasi

Published

on

Kediriselaludihati — Polres Kediri Kota kembali melakukan penyegaran organisasi melalui mutasi sejumlah pejabat utama. Upacara serah terima jabatan (sertijab) digelar di halaman Markas Polres Kediri Kota, Selasa (2/11/2025), dipimpin langsung Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim, S.H.S.IK.M.H. Acara tersebut dihadiri para pejabat utama (PJU), para kapolsek jajaran, serta personel Polres Kediri Kota.

Dalam upacara itu, sejumlah posisi strategis resmi berganti kepemimpinan. Jabatan Kabag Sumber Daya Manusia diserahterimakan dari Kompol Kristin Kusuma Ratih kepada Kompol Riko Saksono, yang sebelumnya menjabat Kabag Ops Polres Kediri Kota. Sementara jabatan Kabag Log kini diemban Kompol Kristin Kusuma Ratih menggantikan Kompol Kus Sumardi yang menempati posisi baru di lingkungan Polres Kediri.

Perubahan juga terjadi di tubuh Satuan Lalu Lintas. Kasat Lantas Polres Kediri Kota kini dijabat AKP Tutud Yudho Prastyawan menggantikan AKP Afandy Dwi Takdir. Untuk jabatan Kasat Intelkam, Iptu Heryda Setia Mark Wembo digantikan AKP Laksono Setiawan. Adapun jabatan Kapolsek Kediri Kota beralih dari Kompol Ridwan Sahara kepada AKP Bowo Wicaksono.

Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim dalam amanatnya menegaskan bahwa rotasi jabatan merupakan bagian dari dinamika organisasi. Mutasi dilakukan untuk menjaga ritme kerja, memperkuat kinerja satuan, serta menghadirkan pelayanan publik yang semakin presisi.

“Saya ucapkan selamat datang kepada para pejabat baru. Kepercayaan yang diberikan ini harus dijalankan dengan amanah dan penuh tanggung jawab,” ujar Anggi.

Ia menambahkan, pejabat baru diharapkan segera melakukan adaptasi dan memahami karakteristik wilayah masing-masing karena tantangan tugas sudah menanti. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjaga keamanan wilayah.

“Bangun kerja sama dan sinergi dengan TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Isu-isu yang berpotensi mengganggu Kamtibmas harus bisa ditangani secara cepat dan tepat agar situasi di wilayah Kediri Kota tetap kondusif,” tuturnya.

Tak lupa, Kapolres juga menyampaikan apresiasi kepada pejabat lama atas dedikasi dan prestasi yang telah diberikan selama bertugas.

“Terima kasih atas pengabdian dan loyalitasnya selama ini. Semoga di tempat tugas baru senantiasa diberikan kelancaran, perlindungan, dan keberkahan oleh Allah SWT,” ucap Anggi.

Upacara sertijab berlangsung khidmat dan ditutup dengan pemberian ucapan selamat dari seluruh pejabat utama kepada para pejabat yang memasuki tugas baru. (res/aro)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2019 kediriselaludihati.com

You cannot copy content of this page