Connect with us

Fashion

Asyiknya Jelajah Kota Tua Kediri

Mako Polresta Kediri adalah salah satu tempat bersejarah era peninggalan Kolonial Belanda

Published

on

Aktivitas jelajah biasanya dilakukan pada pagi atau siang hari. Apalagi menjelajahi kawasan kota tua di Kediri yang jarang diketahui masyarakat. Selain menambah wawasan, juga berkesempatan masuk ke bekas rumah para pejabat penting di era Kolonial.

 “Dulu kawasan ini merupakan pusat pemerintahan di era Kolonial Belanda. Menjadi kawasan penting masa Karesidenan Kediri,” jelas Wiretno staf Disporpora Kota Kediri saat memberi paparan singkat ke puluhan orang itu. Wanita ini adalah ketua panitia jelajah sejarah Kota Tua Kediri.

Perjalanan pun dimulai. Tepat sesaat setelah hujan reda. Menjadi pembuka adalah kunjungan ke kantor BRI Cabang Kediri. Gedung ini merupakan bekas kantor Afdeelingsbank.

Selama melihat-lihat itu ada paparan tentang pengetahuan sejarah bangunan klasik itu. Mulai dari ulaasan tentang bentuk, keunikan, dan estetika bangunan. Yang menjelaskan kali ini adalah Olivier Johannes Raap. Seorang peneliti asal Belanda yang memang menjadi bintang tamu di acara Jelajah Sejarah Kota Tua Kediri.

“(Gedungnya) masih asli. Hanya ada sedikit tambahan di bagian depan bangunan,” terang Olivier, yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini.

Olivier memang sering melakukan penelitian di Indonesia. Terutama kota-kota di Pulau Jawa. Salah satunya adalah Kota Kediri. Bahkan informasi tentang Jembatan Lama yang baru saja ditetapkan sebagai cagar budaya tersebut sebagian besar juga dari pria sarjana arsitektur di salah satu universitas di Delft, Belanda tersebut.

“Bangunan ini (Gedung BRI, Red) bagus, indah. Apalagi kalau papan iklan yang menutupi itu tidak ada,” cetus Olivier sembari menunjuk ke beberapa banner yang menutupi sisi bangunan bagian depan. Oli, sapaan lelaki ini, sangat  menyayangkan hal itu.

Usai mendapat paparan di Gedung BRI, peserta kemudian melanjutkan perjalanannya ke Markas Polresta Kediri. Markas polisi ini dulunya adalah bekas benteng (Blokhuis). Obrolan mengenai angka1835 yang tertulis di bagian atas pintu masuk kantor polisi itu sontak menjadi bahan obrolan antara Wiretno dan peserta. Menurut Wiretno, angka itu merujuk pada tahun pembangunan benteng tersebut.

Sayangnya, hanya sedikit yang bisa terlihat dari keaslian benteng. Seperti di pintu besar sisi utara. Beberapa ruangan dengan pintu dan jendela khas di bagian depan dan kiri. Juga dua bastion atau tempat pengintai yang ada di bagian belakang.

Usai puas berkeliling di markas polisi, tujuan selanjutnya adalah wisma Kapolresta Kediri. Berbeda dengan markas polisi yang banyak sentuhan renovasi, keaslian peninggalan sejarah yang juga mantan rumah asisten residen ini masih terjaga. Hanya sedikit tersentuh renovasi. Juga tidak seperti rumah Letnan Kolonel (Letkol) Soerachmad di utaranya yang kini sudah berubah menjadi kafe.

Di tempat ini peserta diizinkan untuk menikmati arsitektur bangunan yang diperkirakan sudah berusia lebih dari satu abad itu. Termasuk melihat pajangan foto-foto lama Kota Kediri.

Rumah tua itu dahulu juga sempat menjadi tempat tinggal Letkol Soerachmad. Sosok penting perintis Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang juga berperan dalam pembentukan Divisi I Brawijaya.

Puas menikmati arsitektur bangunan yang sehari-hari dijaga ketat anggota kepolisian itu kami lanjutkan ke bekas rumah Letkol Soerachmad yang kini sudah tak seperti aslinya. Kami hanya membahas di halaman rumah kuno yang berdampingan dengan Gereja Merah tersebut.

Tak banyak bahasan terkait rumah ini. Hanya saja peserta berdiskusi tentang bagaimana merawat dan menjaga rumah bersejarah tersebut. Sangat disayangkan apabila Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri dahulu lamban untuk menyelamatkan aset penting itu.

Di GPIB Immanuel atau Gereja Merah, peserta asal Kota Malang Budi Fatoni yang lebih banyak berkomentar. Pria yang juga sebagai Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang ini menyebut bahwa sebenarnya keunikan dari gereja yang dibangun pada 1904 ini memiliki lonceng besar. Namun sekarang ada di salah satu gereja di Kota Batu. “Kalau ingin dikembalikan ke sini (Gereja Merah) biayanya banyak. Karena boleh dibongkar dan dibawa lagi. Tapi harus dikembalikan seperti bentuk aslinya,” kata pria yang juga dosen di ITN Malang ini.

Sebenarnya setelah dari Gereja Merah ada agenda singgah di arkas Polisi Militer (PM) Kota Kediri yang lokasinya di utara gereja. Namun karena tidak memungkinkan kemudian lanjut ke Kantor UPT Bapenda Jatim. Bekas Residenwoning atau Rumah Dinas Residen kala itu.

Di dinginnya malam, peserta tur tak hanya melihat di teras gedung saja. Penjaga mengizinkan kami menikmati suasana dalam gedung megah tersebut. Peserta kagum melihat foto-foto kuno Residen Kediri yang mengelilingi dinding ruangan. Termasuk foto-foto bangunan lama kantor bupati dan wali kota yang merupakan bawahan Karesidenan Kediri.

Jembatan Lama menjadi tujuan terakhir kami malam itu. Semilir angin menemani kami di jembatan yang berusia 150 tahun tersebut. Mengulas sejarah jembatan yang juga bernama Burg Over den Brantas te Kediri. Bercerita tentang kekukuhan jembatan besi tertua di Pulau Jawa ini.

Continue Reading

Entertainment

Hadirkan “Energy of Kilisuci”, Harapan Kota Kediri Bangkit dari Pandemi

Published

on

Kediriselaludihati.com – Agenda tahunan Pemkot Kediri yang dilaksanakan oleh Dekranasda Kota Kediri tahun ini diselenggarakan dalam suasana pandemi. Namun, semangat dan roda ekonomi harus berputar, khususnya bagi UMKM tenun ikat kediri dan lini usaha yang mengikutinya.

“Pagelaran busana ini bertujuan untuk mempromosikan tenun ikat kediri ke pasar yang lebih luas dan juga memberi inspirasi bagi para desainer Kota Kediri untuk menampilkan tenun ikat kediri,” kata Ferry Silviana Abu Bakar, Ketua Dekranasda Kota Kediri, Minggu (22/11)

Mengangkat tema Energy of Kilisuci, energi seorang perempuan yang rela menjadi pertapa di Gua Selomangleng untuk melindungi Kediri dari marabahaya. Energi ini diharapkan mampu membangkitkan semangat dan roda ekonomi UMKM Kota Kediri.

Pada saat pandemi, omzet pengusaha tenun ikat kediri dan juga lini usaha yang mengikutinya misalnya penjahit busana turun drastis. Maka, segala upaya untuk kembali mempromosikan harus dilaksanakan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Selain itu, penyesuaikan menyelenggarakan acara pada saat pandemi dilakukan oleh DSF yaitu dengan tidak mengundang masyarakat sebagaimana tahun-tahun berikutnya. Acara yang digelar di Selomangleng, 22 November 2020 mulai pukul 08.00 WIB ini disiarkan live melalui channel Youtube Kediri Tourism TV. Meski tidak hadir, masyarakat masih bisa menyaksikannya tanpa menimbulkan kerumunan.

DSF kali ini menampilkan karya desainer tamu Priyo Oktaviano, Era Soekamto, dan Samira M. Bafagih. Selain itu juga menghadirkan desainer kebanggaan Kota Kediri yaitu SMK N 3 Kediri, Luxe Caesar Boutique, Azzkasim, dan Numansa Batik Dermo.

Selain itu, acara ini akan dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Kofifah Endar Parawangsa, Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsim, dan menampilkan Putri Indonesia 2020 Rr Ayu Maulida. Selain itu juga menampilkan hiburan dari CK Dance. Fashion Show ini akan dipandu oleh Lima sebagai show director dengan tata musik Nugie Wilis.

“Berbeda dengan tahun lalu yang menampilkan koleksi lebih muda dengan warna-warna neon, kali ini saya menghadirkan koleksi untuk wanita yang elegan, emasipasi wanita kekinian yang aktif di segala bidang profesi (wanita karier),” kata Priyo Oktaviano yang menampilkan koleksi 12 outfits dalam koleksi Awakening of Kilisuci.

“Menerjemahkan tema Energy of Kilisuci, saya membuat koleksi yang memberi kesan enerjik berupa rompi (outer) untuk wanita dan priya dengan palet warna oranye. Rompi ini bisa dipadupadankan dengan tenun atau dengan busana lain,” kata Desty Rachmaning Caesar, desainer Kota Kediri dengan brand Luxe Caesar Boutique yang menampilkan 2 outfits.

Upaya untuk membangkitkan tenun ikat kediri sudah dilakukan oleh Pemkot Kediri melalui Disperindagin dan Dinkop Kota Kediri dengan cara memesan ribuan masker berbahan tenun ikat. Upaya ini diikuti oleh OPD, BUMN, dan juga perusahaan swasta di Kota Kediri.

“Saya mendukung segala upaya untuk membangkitkan sektor UMKM dan sektor kreatif, juga kreativitas anak-anak muda Kota Kediri. Sektor tersebut merupakan sektor padat karya yang menggerakkan perekonomian Kota Kediri,” kata Abdullah Abu Bakar, Wali Kota Kediri.

Energy of Kilisuci

Dewi Kilisuci adalah kata ganti untuk pengabdian. Sang Putri Mahkota yang mendedikasikan hidupnya untuk berhening diri memohon pada Sang Pencipta agar Kediri diberi keselamatan dan terhindar dari marabahaya. Sebuah energi pengabdian seorang perempuan yang luar biasa, meniadakan kenikmatan diri sebagai raja. Oleh sebab itu, pengabdian Dewi Kilisuci menjadi sosok yang dihormati warga Kediri.

Terlahir dengan nama Sanggramawijaya Tunggadewi, putri Raja Airlangga perkawinan dengan Sri (Putri Dharmawangsa Teguh) yang mewarisi tahta Kahuripan. Namun putri mahkota Airlangga lebih menyukai menyepi dan keheningan.

Ada kisah yang mengatakan bahwa Sang Putri mengidap penyakit kedhi (tidak pernah menstruasi) sehingga ia dianggap sebagai wanita suci pepunden Tanah Jawi. Akhirnya Sangramawijaya memutuskan mengundurkan diri dan menjadi pertapa bergelar Dewi Kilisuci.

Kisah inilah yang menginspirasi tema DSF kali ini. Energy of Kilisuci, sebuah kekuatan agar mampu bertahan dari pageblug Covid 19.

Tentang Venue, Gua Selomangleng

Berasal dari Bahasa Jawa “Selo” yang artinya batu dan “mangleng” yang artinya miring. Gua ini terletak di lereng Gunung Klotok.

Sebuah obyek wisata yang terletak di Kelurahan Pojok, Kecamatan Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Gua dengan ukuran 13mx5,8m dengan ketinggian 2m. Gua tersusun dari batu andesit, memiliki 4 ruang utama yang dindingnya terdapat relief Buddha.

Ann R. Rinney dan Lydia Kieven dalam buku Worshiping Siva and Buddha Temple Art of East Java (2003) menuliskan bahwa berdasarkan data yang diambil dari sejumlah penduduk lokal, 4 ruangan gua tersebut menggambarka 4 jam (atau 4 satuan waktu) perjalanan Putri Sangrama Wijaya menuju gua ini untuk bertapa. Di sini diyakini sebagai pertapaan Sangrama Wijaya yang kelak kemudian bernama menjadi Dewi Kilisuci.

Menurut Ann dan Lydia, Gua Selomangleng dibuat pada periode Jawa Awal. Relief yang terukir di gua ini mirip dengan relief yang terukir di relief XV Candi Jolotundo yang terletak di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Candi Jolotundo ini berangka tahun 977M.

Ornamen yang mirip yaitu pita melingkar volumetrik seperti menggambarkan bentuk bebatuan dan vegetasi di dasar pusat dan relief ornamen yang mengelilingi sosok altar di ruang utama.

Beberapa ornamen terlihat ada patung Buddha setinggai 90cm dengan posisi lotus. Juga ada relief Buddha di ruang selatan dan relief manusia suci dan muridnya di sebelah kanan pintu ruang 3 dari ruang 2.

Tentang Desainer

Awakening of Kilisuci by Priyo Oktaviano

Awakening of Kilisuci (Kebangkita Kilisuci) merupakan koleksi bergaya urban kosmopolitan. Koleksi ini terinspirasi dari tema besar The Energy of Kilisuci, Priyo memprestasikan emasipasi wanita kekinian yang aktif di segala bidang profesi (wanita karier). Sekarang banyak wanita yang sudah mempunyai kedudukan kekuatan di dunia profesi.

Busana bersifat dinamis, praktis, urban, dan easy to wear tapi tetap tidak meninggalkan unsur makna Nusantara Indonesia. Style dari koleksi kali ini yaitu urban, cosmo, dinamik, dan ready to wear.

Priyo mengambil palet warna grey stone, green  lime, orange mandarin, dan yellow mustard. Inspirasi warna ini dari warna alam lingkungan (Gua Selomangleng). Selain itu show juga di alam terbuka sehingga palet warna ini sesuai.

Sedangkan musik, ingin menghadirkan suguhan musik instrumental lagu jawa (Ilir Ilir, Padhang Bulan, Dolanan, Suwe Ora Jamu ) yang dimanis dan rancak. Suasana suasana moderen tapi suasana Nusantara yaitu Jawa.

Priyo Oktaviano desainer kelahiran Kediri yang sangat mencintai wastra Indonesia. Berbagai karya desainnya berbahan wastra disajikan oleh Priyo menjadi desain yang muda dan terkadang juga mewah dan elegan. Priyo mendirikan merek Spouse di Jakarta dan kerap menghadiri pagelaran busana nasional dan internasional.

Avalokitasvara by Era Soekamto

Kilisuci adalah perempuan muda suci yang sedang mengalami tanjakan- spiritualnya menuju penerangan yang sejati . Avalokitasvara adalah satu pencapaian manusia pada penerangan sejati, sinar suci di dalam diri, berupa kesadaran welas asih yang sering kali jg digambarkan sebagai Kwan Im dan ajaran Tao.

“Bisa jadi keramahtamahan orang-orang Indonesia adalah berkat ajaran welas asih yang dulu tersebar luas dan banyak dipraktikkan di Indonesia sehingga mereka mengembangkan hati yang baik dan menurunkannya ke generasi-generasi berikutnya.” – Dagpo Rinpoche, 2014 –

Kilisuci adalah persona  welas asih yang menjadi simbol Kediri, sebagai inspirasi beauty really shine from within dan sebaik baiknya manusia adalah ketika sudah berguna bagi dirinya dan orang lain.

Style busana bersahaja namun kuat, moderen namun menjunjung budaya. Di dalam koleksi ini ada unsur China-Jepang, Sriwijaya dari “songket look”, ornamen napak tilas Jawa Bali zaman Airlangga, bersatu apik dalam karya yg moderen kekinian namun dengan sentuhan yang kuat.

Selain itu, dalam fashion show kali ini, Era bekerjasama dengan Rinaldy A. Yunardi untuk aksesoris yang dikenakan. Rinaldy merupakan desainer aksesoris ternama Indonesia yang karyanya dipakai oleh artis-artis dunia, salah antara lain Lady Gaga.

Era Soekamto

Era Minaryanti Soekamto merupakan desainer yang mendirikan brand Urban Crew di Jakarta. Era pernah menjadi creative director Iwan Tirta Private Collection dengan menghadirkan karya-karya yang megah dan elegan. Selain desainer, Era juga menjadi pengajar busana di sekolag mode dan juga pembicara di beberapa acara.

Asmaranala Dewi Kilisuci by Samira M. Bafagih

Pesona daya tarik kecantikan dan kelembutan hati Dewi Kilisuci menjadi inspirasi Tuneeca dalam membuat karya ini.

Tuneeca menghadirkan rangkaian busana dalam karya gaya glamour elegan, persembahan karya ini disempurnakan oleh padu padan warna dan motif kain tenun yang tegas dengn aksen bordir, stagen, dan aplikasi bordir kerancang.

Pemilihan material dan warna kain tenun yang tegas seperti hijau emerald, ungu, tekota, perak, dan emas untuk menggambarkan sosok Dewi Kilisuci yang tegas dan pemberani namun sangat memesona banyak pria di sekitarnya. Palet warna yang ditampilkan hijau emerald, ungu, hitam, terakota, toska, perak, dan emas.

Desainer kelahiran Kediri yang berkarya melalui brand Tuneeca. Samira menghadirkan koleksi busana muslim dari berbagai bahan khususnya bahan wasta Nusantara. Kehadirannya kali ini untuk kedua kalinya di DSF, menampilkan karya busana muslim berbahan tenun ikat kediri.

SMK N 3 Kediri

SMK N 3 Kediri memiliki 4 kompetensi yaitu Jasa Boga, Jasa Butik, Tata Kecantikan Rambut, dan Multimedia. Desain busana merupakan kompetnesi untuk Jasa Butik. Mereka membuat pola, menjahit, hingga pengetahuan soal brand. Setiap tahun sejak event ini berlangsung, SMK N 3 Kediri selalu mengirimkan karyanya melalui siswa siswinya di bawah pengarahan para desainer.

Website: http://smkn3kediri.sch.id/

Luxe Caesar Boutique

Didirikan oleh Desty Rachmaning Caesar, perempuan kelahiran 4 Desember 1996, lulus dari SMAN 7 Kediri dan melanjutkan di Sekolah Mode Quinna (Quinna School of Fashion).  Selama setahun dari tahun 2016-2017 ia mengikuti pendidikan mode dan fashion show pertama pada 13 Oktober 2017 dalam acara yang dihelat oleh BeKraf di Kediri. Ia menampilkan beberapa koleksi busana yang mendapatkan banyak apresiasi dari yang hadir, khususnya Jenderal Purn. Moeldoko.

Azzkasim Boutique

Didirikan oleh Ahmad Qosim, alumni Universitas Sunan Giri , Surabaya. Pendidikan formal memang tidak berkaitan dengan desain dan busana. Hanya kemudian ketertarikannya pada dunia fashion membawa dirinya menekuni dunia fashion. Dimulai tahun 2004 mulai merancang AA Style di Surabaya.

Tahun 2009 pindah ke Kediri dan memulai merancang busana sendiri dimulai dengan batik tulis. Tahun 2011 memulai dengan bordir hingga kini Qosim merancang berbagai jenis bahan dan outfit.

Numansa Batik Dermo

Numansa Batik merupakan brand yang didirikan oleh Nunung Wiwin Ariyanti. Ia mulai tertarik dengan desain busana sejak mendapat kesempatan dari BI sekolah desain Susan Budihardjo tahun 2014. Pada saat sekolah, Nunung masih bekerja di sebuah perusahaan swasta. Rupanya, pelatihan itu memberikan inspirasi untuk mendirikan Numansa Batik Dermo tahun 2015. Karyanya antara lain motif Jaranan dan motif Panji Sekartaji yang ditampilkan di DSF. (res|aro)

Continue Reading

Fashion

Cara Polisi Mencintaimu

Published

on

Kita berada di masa – masa penuh cobaan. Semua orang merasakan. Kaya, miskin, bos, pegawai, Aparat, rakyat, semua terkena dampak perubahan hidup dari Covid 19. Jadi yang susah bukan cuma kamu sendirian! Mengeluh tidak akan jadi jalan, banyak yg lebih sulit kondisinya dari yg kamu rasakan. Sesulit2nya hidup sekarang, dirumah kalian masih bisa merasa aman.

Diluar sana ada orang – orang yang harus tetap dijalan. Berada di tengan zona merah, tidak bisa bekerja dari rumah. Orang – orang itu juga mau hidup seperti kalian. Yang kerja dari jaringan,bangun tidur bercelana pendek buka laptop, bakar rokok, ngopi,makan gorengan. Lihat layar, otak atik, hp kirim tugas, tidur lagi.

Manusia – manusia itu berseragam Coklat, Berlencana kewenangan. Karena lencana ini, justru mereka jadi tidak bisa santai dirumah, ada orang2 yang harus dilindungi, saat yg lain aman di Kediaman. Tugas mereka mengamankan, sudah jadi resiko saat disumpah pelantikan. Percayalah, jadi mereka itu ga enak, menindak benar tdk dipuji, berlaku salah direkam kamera. Viral.

Mereka Polisi, yang dimasa Pandemic Corona ini tidak bisa #StayHome. Supaya kamu bisa #StayHome. Mereka ada yang ditugas di Wisma Atlet, jadi dokter. Hadapi langsung makhluk kecil jahat tak terlihat, kapanpun ajal datang mereka harus siap. Sekali masuk sana mereka resmi jadi OPD. Berbulan tidak bertemu keluarga, mental harus dijaga. Anak bertanya bapaknya mana, hanya bisa bicara dari kamera. Rindu terasa tak bisa terbalas, kalau mereka gugur dalam tugas, keluarga tak menguburkan, Tak sempat ucap salam perpisahan.

Ada yang ditugas di jalan, Bapak2 Polantas. Bangun subuh langsung jaga standby di jalanan. Padahal disana paling banyak bahaya virus bersebaran. Ada juga yang ditugas bawa mobil huru hara. Bukan buat bubarkan masa, tapi semprot disenfektan rata, sepanjang jalan agar virus mati tak tersisa. Terimakasih, kalau harus bayar, mahal. Ketika banyak orang tega bisnis cari kaya, ambil kesempatan dalam bencana.

Sering kita lihat, mereka bubarkan kerumunan. Orang sedang enak makan di cafe, disuruh pulang. Ada yang sadar, Banyak juga yang mengeluh, berbisik – bisik tidak suka. Orang – orang egois itu lupa, kalau mereka kena, manusia lain tidak bersalah bisa juga korbanya. Sudah kena Virus, mati, menyusahkan orang pula. Akhirat tempatnya dimana? Wallahualam bishawab.

Mereka membubarkan kalian karena cinta. Supaya bisa tetap bertemu keluarga dalam kondisi hidup, sehat tanpa penyakit dirasa. Kalau boleh pilih, polisi2 itu mau juga ikut nongkrong, nyanyi2 pinggir jalan sama kalian. Hepi – hepi lepas penat setelah tugas panjang seharian. Kalau bisa mereka curhat. Kalender dirumahnya tidak pernah ada tanggal merah.

Yang nikahan, buat ramai – ramai, dipersilahkan selesaikan akadnya, lalu semua harus pulang kerumah. Polisi – polisi ini mengerti, hari itu masanya pengantin berbahagia. Karena cinta mereka terpaksa minta tunda resepsinya, agar kalian tidak kena Corona di Malam Pertama. Dibubarkanya pun baik2, pelan2, dengan sopan, yang hajat dan tamu harus paham. Tidak mau paham, siap – siap tidur di tahanan.

Kita beruntung, tidak diperlakukan Pak Polisi seperti di India. Dipentung pake rotan, ketika keluar rumah. Bahkan kabarnya ada yang sampai meregang nyawa. Yang masih santai di tempat ramai, diajak bicara selayaknya manusia, yang ngeyel masih tetap diberi pengertian. Yang melawan akhirnya harus ditertibkan. Yang tidak sayang nyawa, mau mati, silahkan, tapi jangan ajak orang lain. Karena cinta, mereka mengingatkan kalian, agar tetap hidup tidak berakhir kematian.

Semua ini pada saatnya akan berakhir sudah. Seperti di Wuhan, kalian akan lagi bisa bebas turun ke jalan. Ketika waktu itu tiba, percayalah, kalian akan sadar, semua yang bapak baju coklat lakukan, adalah karena mereka mau kalian tiba di masa bahagia itu. Hari ini kita sama2 bertahan. Agar bisa sampai di waktu itu, kita harus tetap hidup. “Kami dijalan untuk kalian, Kalian di rumah untuk kami”, begitu Yang Pak Polisi Katakan.

Kala waktu itu tiba, ingin kami berdiri berjajar dipinggir jalan. Menundukan kepada pada kalian dan berkata,
“Terimakasih, karena cinta kalian, kami hidup dengan aman.”

Oleh : Varhan Abdul Aziz
Sekretaris Eksekutif Indonesian Bureaucracy & Service Watch

Continue Reading

Fashion

Seduluran Selwase 4 Th JCC Kampanyekan Jatim Sehat Cegah Corona

Published

on

4 Tahun Anniversary Jatim CRV Community (JCC) kembali menunjukkan eksistensinya di masyarakat. Pada perayaan hari ulangtahun (HUT) ke-4 , bertepatan hari Minggu 8 Mare  2020 bertempat di Hotel Singgasana Surabaya   JCC  melaksanakan kegiatan Aniniversary dengan tema “SEDULURAN SELAWASE” . 

Rangkaian acara tahun ini dimulai dengan  Rapat Tahunan JCC dengan materi penyusunanan AD/ ART dan Pengurus JCC yang baru  selain juga sebagai ajang unjuk kreatifitas dan sarana silaturahmi antar pengurus dan anggota

Ketua JCC om Burhan menjelaskan bahwa pada peringatan Aniversary JCC tahun ini  kita sengaja tidak melaksanakan touring atau kunjungan dikarenakan  selaian cuaca yg kurang bersahabat juga sebagai upaya pencegahan virus Corrona,

Dalam peringatan ini kami juga ikut berkampanye Jatim Sehat sesuai dengan jargon Bapak Kapolda Jatim dan Ibu Gubernur Jatim agar anggita JCC ikut meidukasi masyarakat tentang pencegahan Virus Corona dan kampanye rajin cuci tangan

Selain itu tak lupa kami terus mengingatkan khususnya kepada members JCC untuk terus menerapkan Safety Reding disetiap kegiatan, budaya tertib berlalu lintas serta keselematan dijalan itu yang utama, pungkas Om Burhan

Continue Reading

Trending

Copyright © 2019 kediriselaludihati.com